Perbedaan Saham dan Reksadana yang Perlu Anda Ketahui

Danareksa.iskandarnote.com Bagi orang yang masih awam dalam instrument investasi, mungkin akan sedikit kesulitan dalam membedakan saham dan reksadana. Bahkan, tidak sedikit pemula yang menganggap dua jenis investasi ini sama.

Padahal jika ditilik lebih dalam, perbedaan saham dan reksadana cukup banyak, mulai dari pengelolaan, risiko, return, minimum investasi hingga pajak yang harus dibayarkan.

Sebuah bisnis tentunya harus dikeruk sampai ke akar informasi, agar menjadikan dasar yang kuat untuk memulai sebuah investasi jangka panjang.

Nah, jika Anda adalah salah seorang yang masih belum paham betul terkait perbedaan saham dan reksadana, yuk cari tahu selengkapnya pada ulasan di bawah ini.

Perbedaan Saham dan Reksadana

Terdapat setidaknya enam perbedaan mendasar antara saham dan reksadana, yaitu:

Pengelola Dana

Saham: Dana bisa dikelola langsung oleh pemegang saham atau investor. Namun di sini Anda bisa meminta nasihat dari pialang dalam menentukan langkah dan memantau pergerakan pada pasar saham. Teknik bermain saham juga harus dikuasai dengan baik agar hasil yang didapatkan maksimal.

Reksadana: Dana dikelola sepenuhnya oleh manajer investasi. Investor hanya perlu melakukan invest dan menunggu manajer investasi melakukan tugasnya semaksimal mungkin. Tentu untuk mendapatkan hasil maksimal, Anda harus jeli memilih manajer investasi terbaik dan professional.

Tingkat Risiko

Saham: Jika dibandingkan reksadana, tingkat risiko saham cenderung lebih tinggi. Terlebih lagi bagi pemula yang belum menguasai teknik jual-beli saham.

Reksadana: Risiko cenderung kecil dibanding instrument investasi lain, termasuk saham. Sebab, dana dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman, sehingga sekalipun Anda masih pemula risiko yang ditimbulkan cukup kecil.

Return

Saham: Nah, karena semua proses pengelolaan dilakukan sendiri, maka return sepenuhnya menjadi milik Anda. Persentase return dari instrument ini yakni sekitar 0,1 hingga 0,3 persen. Persentase tersebut juga bisa naik sesuai dengan saham perusahaan yang Anda beli.

Reksadana: Total return yang didapatkan harus dibagi dengan manajer investasi, atau Anda harus memberi fee pada agen pengelola terkait. Persentase fee untuk agen pengelola pun berbeda-beda.

Minimum Investasi

Saham: Untuk terjun ke pasar saham, budget minimum yang harus Anda siapkan adalah 5 juta. Dana tersebut bisa digunakan untuk membuka rekening sekuritas.

Reksadana: Berbeda dengan saham yang membutuhkan modal awal cukup besar. Pada instrument investasi ini, Anda bisa memulainya dengan nominal Rp. 100 ribu saja. Bahkan, beberapa sekuritas menawarkan minimum investasi Rp. 50 ribu.

Pajak

Saham: Setiap investor akan dikenal pajak 0,1% dari nilai penjualan saham yang di dalamnya sudah termasuk biaya penjualan. Ketika Anda mendapatkan deviden dari perusahaan, pajak final sebesar 10% juga harus dibayarkan.

Reksadana: Kabar baik bagi investor reksadana, sebab menurut Bareksa instrument investasi ini termasuk yang bebas pajak. Meski begitu, Anda wajib membuat laporan keuntungan dalam bentuk SPT Tahunan.

Proses Pencairan

Saham: Proses pencairan dana cenderung lebih cepat karena tidak melalui pihak ketiga.

Reksadana: Waktu pencairan cenderung lebih lama karena harus melalui beberapa tahap dan pihak ketiga terlebih dahulu.

Kesimpulan

Jika dilihat perbedaan saham dan reksadana kedua instrument investasi ini termasuk high risk high return. Artinya, jika Anda ingin mendapatkan keuntungan besar, Anda juga harus siap dengan risiko yang tinggi.

Jadi, keputusan untuk berinvestasi dalam bentuk saham atau reksadana sepenuhnya ada di tangan Anda. Sebab masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *